Jamur dalam beberapa buku masih dimasukkan dalam dunia tumbuh-tumbuhan, yakni Thallophyta. Perkembangan selanjutnya jamur dikelompakkan dalam kerajaan sendiri jadi dipisahkan dari dunia tumbuhan dengan nama Mycetae
Struktur Tubuh
Bentuk tubuh vegetatif jamur berupa
thallus, yaitu suatu sistem berupa benang yang di sebut hifa. Hifa ini tersusun bersama membentuk miselium. Hifa dapat
tanpa sekat atau septa (disebut coenoctis) berupa sel panjang dengan banyak
inti, dan dapat memiliki sekat atau septa. Untuk menghubungkan satu sel dengan
sel lainnya, pada septum dibentuk satu lubang yang disebut pora (lubang).
Melalui pora inilah protoplas berpindah.
Gambar 2. Bentuk Hifa
Dalam perkembangan hidupnya, hifa
–hifa tersebut dapat mebentuk membentuk struktur khusus yang mepunyai fungsi
tertentu, antara lain:
a. Haustorium,
untuk menyerap unsur hara (makanan) dari inang.
Gambar 2. Haustorium
b. Sclerotium,
untuk melindungi diri dari keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan
c. Apresorium,
untuk melekatkan diri pada sumber makanan dan sebagai persiapan menembus
jaringan inang.
d. Stromata
yaitu tempat melekatkan tubuh buah jamur dalam atau pada jaringan inangnya
e. Plectenchyma,
merupakan jaringan yang tebak terbentuk dari anyanman hifa biasanya merupakan
dinding badan buah. Apabila nampak jelas anyaman hifanya di sebut Prosenchyma,
sedangkan bisa menyerupai parenchym tanaman tinggi disebut Pseudoparenchyma
f. Alat-alat reproduksi seperti: gametangium, sporangium, sporangiofora, konidium, khlamidospora dan bermacam-macam tubuh buah.
Gambar 3. Struktur Khusus Hifa
Cara
Memperoleh Nutrisi
Jamur
merupakan makhuk hidup heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorbtion). Molekul-moleul organic
kecil diserap melalui medium disekitarnya. Jamur akan mencerna makanan diluar
tubuhnya dengan mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik. Enzim-enzim tersebut
menguraikan molekul komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat
diserap dan digunakan oleh fungi. Beberapa jamur mengeluarkan enzim untuk
menembus dinding sel tumbuhan, sehingga jamur dapat mengambil nutrisi dari
tumbuhan yang ditumpanginya.
Peranan
jamur dalam lingkungan dapat sebagai pengurai, parasit atau simbion-simbion
mutualistik. Sebagai penguarai jamur menyerap zat-zat makanan dari bahan
anorganik seperti pohon yang sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan
organism hidup. Jamur parasitik menyerap zat zat makanan dari sel-sel inang
yang masih hidup. Jamur mutualistik juga menyerap zat makanan dari inang, akan
tetapi jamur membalasnya dengan yang menguntungkan bagai pasangannya dalam hal
tertentu, misalnya membentu tumbuhan di dalam proses pengambilan mineral dari
tanah.
Reproduksi
Dua cara reproduksi jamur yaitu: aseksual dan
seksual
1. Reproduksi
aseksual
Reproduksi secara tak kawin dapat digolongkan
kedalam:
a. Fragmentasi
dari tubuh, tiap potongan tubuh menjadi individu baru. Potongan tersebut
disebut arthospora atau oidia
b. Pembelahan
(fission) dari sel-sel somatic menjadi anakan
c. Penguncupan
(budding) dari sel-sel somatic atau spora. Tiap kuncup membentuk individu baru
d. Pembentukan
spora, tiap spora baru akan berkecambah membentuk tabung kecambah yang tumbuh
menjadi miselium.
Spora yang terbentuk dari miselium somatik dapat
berbentuk berbagai macam jenisnya antara lain:
a. Sporangiofora:
terjadi karena diferensiasi dalam jumlah yang tak tentu dari protoplasma sel
besar yang disebut sporangium. Spora yang dibentuk dapat bergerak yang disebut
zoospora dan yang tak bergerak disebut aplanospora
b. Konidium:
dibentuk diujung atau disamping perkecambahan hifa konodiofora
1. Reproduksi seksual
Alat kelamin jamur di
sebut gametangium. Jika kedua gametangium tersebut dapat dibedakan maka
dinamakan heterogametangium. Gametangium jantan disebut antheredium dan gametangium betina disebut oogonium.
Reproduksi seksual pada
jamur dapat berlangsung dneganberbagai cara yaitu: isogami, anisogami, oogami, gametangiogami
(perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya dan somatogami
(perkawinan dua sel talus yang tidak mengalami diferensiasi)
Klasifikasi
Kingdom fungi dibagi menjadi enam divisi
yang berbeda dalam hal struktur hifa dan struktur penghasil spora, yaitu sbb :
No |
Kelompok
|
Bentuk
Hifa |
Tipe Penghasil Spora Seksual |
1. |
Myxomycetes |
Plasmodium |
Myxoflagellata |
2 |
Oomycetes |
Senositik |
Oospora |
3 |
Zygomecetes
|
Senositik |
Zygospora |
4 |
Ascomycetes |
Septa
|
Askospora |
5 |
Basidiomecetes |
Septa
|
Basidiospora |
6 |
Duteromycotina |
Septa |
Belum diketahui |
Dafar
Pustaka
Tjiptrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta).Gajah
Mada University Press: Yogyakarta
Rochjatun, Ika. Mikologi
Ilmu Jamur. 2010. Universitas Brawijaya Press: Malang
Smith.G.M. 1992. Cryptogamic Botany. Volume I. Algae and Fungi. Second Edition. New Delhi:
Tata MC. Graw-Hill Publishery Company.Ltd.
Komentar
Posting Komentar